JASA KONSULTAN RITEL
MAHIR, +62 813-9864-6177, Ambruknya Toko Ritel Bukan karena Serbuan E-Commerce
Konsultan,
Jasa Konsultan Bisnis, Konsultan Strategi Bisnis, Konsultan Bisnis Ritel, Konsultan
Bisnis Minimarket, Konsultan Bisnis Jogja, Konsultan Bisnis Semarang, Konsultan
Bisnis Solo, Konsultan Bisnis Yogyakarta
Pelaku
industri e-commerce belum banyak menyentuh pasar ritel. Oleh karena itu
ambruknya toko-toko retail saat ini bukan karena serbuan dari bisnis e-commerce.
Ekonom
Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira Adinegara menyebutkan,
sektor bisnis retail kini memang terus mengalami kemunduran. Dia menghitung,
sejauh ini ada sekitar 5 retailer yang telah memberhentikan kegiatan usaha di
Indonesia.
"Ada
7-Eleven (Sevel), Matahari Pasaraya Blok M dan Manggarai, Lotus, Debenhams, dan
GAP. Sementara yang mengurangi gerai ada Hero Group dan MAP," papar dia.
Arus
penutupan usaha dalam industri ritel ini bakal terus berlanjut pada 2019,
selama konsumsi rumah tangga dan daya beli melemah.
"Akan
berlanjut gelombang penutupan retail selama konsumsi rumah tangga dan daya beli
melemah. Kondisi makro ini mulai pulih tapi sangat lambat," terangnya.
Di
sisi lain, Bhima tak sepakat bila kendurnya sektor retail ini dikarenakan masyarakat
telah beralih pijakan ke perdagangan online. Sebab, sambungnya, masih sedikit
sekali pelaku industri ritel yang memperdagangkan barangnya di pasar online.
"Kalau
ada yang bilang karena shifting ke e-commerce itu tidak pas. Porsi e-commerce
baru kecil, sekitar 1-2 persen dari total ritel," tegasnya.
"Barang
yang dijual di e-commerce 70 persen lebih adalah fashion. Sementara yang dijual
di supermarket adalah Fast Moving Consumer Good (FMCG). Jadi market-nya pun
berbeda," dia menambahkan.
Perusahaan
ritel asal Thailand, Central Department Store memutuskan menutup gerainya di
Neo Soho, Jakarta. Sebelum menutup gerainya, Central Department Store menggelar
diskon besar-besaran hingga 90 persen.
Public
Relations Department Manager PT Central Retail Indonesia, Dimas Wisnu Wardana
mengatakan, membenarkan soal penutupan gerai tersebut. Penutupan tersebut
berlaku mulai 18 Februari 2019.
Baca juga Strategi Promosi Di Era Digital
"Benar
kami akan berhenti beroperasi. Untuk Central Neo Soho akan resmi berhenti
beroperasi setelah periode closing down sale tersebut mas yaitu 18 Februari
2019," ujar dia.
Sementara
untuk diskon besar-besaran, akan berlangsung pada 14 Januari hingga 17 Februari
2019, atau sekitar satu bulan penuh.
"Rangkaian
sebelum berhenti beroperasi, kami awali dengan closing down sales up to 90
persen mulai dari 14 Januari-17 Februari 2019," kata dia.
Dengan
penutupan ini, lanjut Dimas, Central Department Store hanya menyisakan satu
gerai, yaitu yang berlokasi di Grand Indonesia.
"Untuk
saat ini gerai kami hanya 1 mas yaitu flagship store kami di Central Grand
Indonesia. Central Grand Indonesia akan tetap beroperasi," tandas dia.
Sumber: Liputan6
Industri yang kami layani :
>>> Retail / Ritel : Segala jenis toko ; Toko Buku, Toko Bangunan, Minimarket, Supermarket, Hypermarket, Toko Buah, Toko Obat / Apotik, Baby Shop, Pet Shop, Toko Roti / Bakery, Dll.
>>> Manufacture / Pabrik : Segala Jenis Pabrik ; Pabrik Makanan & Minuman, Pabrik Plastik, Pabrik Kertas, Dll.
>>> Service : Hotel, Restoran, Printing, Cafe, FnB, F & B, Laundry, Wedding, Fashion Design, Barber Shop, Dll.
>>> Start Up : Segala Jenis Industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar