JASA KONSULTAN RITEL
TERNAMA, +62 813-9864-6177, Hero Supermarket Disebut Gulung Tikar Bukan Karena e-Commerce
Konsultan, Konsultan Ritel, Bisnis, Peluang Usaha, Supermarket, Bisnis Ritel, Konsultan Bisnis di Jakarta, Konsultan Bisnis Depok, Konsultan Bisnis Cimahi, Konsultan Bisnis Bekasi, Konsultan di Jakarta
Asosiasi e-Commerce Indonesia (idEA) menyebut PT Hero
Supermarket Tbk (HERO Group) gulung tikar karena persaingan bisnis dengan
minimarket, seperti Alfamart dan Indomaret. Bukan karena pergeseran pola
belanja masyarakat dari toko fisik (offline) ke perdagangan elektronik
(e-commerce).
Hal itu disampaikan Ketua idEA Ignatius Untung,
mengingat porsi penjualan kelompok bahan-bahan makanan (groceries) di
e-commerce masih sangat minim. "Mungkin, hanya satu persen dari total
penjualan e-commerce. Dominasi masih oleh produk fesyen," imbuh dia kepada
CNNIndonesia.com, Senin (14/1).
Apalagi, ia mensinyalir kehadiran Alfamart dan
Indomaret muncul karena dua minimarket tersebut hadir semakin masif di dekat
pemukiman masyarakat. Tak jarang toko-toko itu berjajar di jalan raya dan
beroperasi berdekatan.
"Jadi yang mengkanibal model bisnis Hero
Supermarket ini adalah Alfamart dan Indomaret," katanya.
Tak cuma itu, Ignatius menilai kehadiran fitur dompet
pembayaran, seperti Gojek dan OVO, ikut memberi andil bagi redupnya bisnis
Hero. Soalnya, kedua dompet elektronik itu gencar melakukan promosi belanja
guna menarik minat masyarakat, termasuk merangkul minimarket.
Caranya, dengan memberi pelayanan transaksi pembayaran
hingga potongan harga (diskon) dan penawaran-penawaran lainnya.
"Itu pasti mendorong transaksi ke sana, orang
pikir 'wah ngapain beli di hypermarket? Tidak ada diskonnya, kalau di sini
walau tidak lengkap, tapi yang saya butuhkan ada. Plus ada diskon,'
begitu," jelasnya.
Selain itu, menurut dia, ada pengaruh dari tata kelola
operasional bisnis yang mungkin tak lagi sesuai dengan perkembangan zaman.
"Yang tutup baru Hero. Masih ada yang lain yang bertahan. Kecuali yang
lain ikut tutup," ujarnya.
Hal lainnya, yakni perubahan periode belanja konsumen
dari yang semula bulanan, kini disesuaikan dengan kebutuhan.
"Sekarang kalau ada perlu, beli. Kalau tidak, ya
sudah. Kalau dulu kan setiap bulan ke Hero Supermarket, Carrefour, dan lainnya,
beli untuk sebulan," tutur Ignatius.
Sebelumnya, Hero Supermarket mengumumkan penutupan
seluruh tokonya, sebanyak 26 gerai, seiring dengan lesunya bisnis makanan yang
dijual ritel modern itu. Bersamaan dengan penutupan gerai, perusahaan juga
merumahkan sebanyak 532 orang karyawan.
Penutupan gerai dilakukan karena 26 toko menyumbang
beban operasional yang tinggi. Perusahaan mengaku bisnis ritel penjualan
makanan turun hingga 6 persen. Akibatnya, perusahaan menanggung kerugian hingga
Rp163 miliar pada kuartal ketiga tahun ini atawa lebih dari dua kali lipat
kerugian kuartal III 2017, yakni Rp79 miliar.
Meski demikian, secara konsolidasi, Hero Supermarket
mengklaim bahwa perusahaan masih meraup laba pada kuartal III 2018. Namun,
bisnis perusahaan bukan semata-mata Hero Supermarket, melainkan juga Giant
Ekstra, Giant Ekspres, dan 258 toko Guardian Health & Beauty, serta satu
toko IKEA.
Sumber: CNN Indonesia
Industri yang kami layani :
>>> Retail / Ritel : Segala jenis toko ; Toko Buku, Toko Bangunan, Minimarket, Supermarket, Hypermarket, Toko Buah, Toko Obat / Apotik, Baby Shop, Pet Shop, Toko Roti / Bakery, Dll.
>>> Manufacture / Pabrik : Segala Jenis Pabrik ; Pabrik Makanan & Minuman, Pabrik Plastik, Pabrik Kertas, Dll.
>>> Service : Hotel, Restoran, Printing, Cafe, FnB, F & B, Laundry, Wedding, Fashion Design, Barber Shop, Dll.
>>> Start Up : Segala Jenis Industri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar